Kota Malang terletak di sebelah timur pulau jawa.tepat nya 90km sebelah selatan Ibukota Provinsi Surabaya
Sampai saat ini asal-usul nama kota Malang masih di selidiki oleh para ahli sejarah.
Dari sumber-sumber yang ada, saat ini telah di peroleh beberapa hipotesa mengenai asal-usul nama “Malang
”
Lambang kota malang yang bertuliskan MALANGKUCECWARA, merupakan salah satu nama bangunan suci yang di temukan dalam bentuk dua prasasti raja balilitung dari Jawa tengah,yakni prasasti mantyasih tahun 907 dan tahun 908.yang ditemukan diantara Surabaya-Malang.
Akan tetapi sampai sekarang letak sesungguhnya bangunan suci Malangkucecwara masih belum pasti.Satu pihak ada yang mengatakan di daerah Buring,karena disana terdapat pegunungan yang Puncaknya bernama Malang.Pihak lain mengatakan terdapat di sebuah kota disebelah Timur kota malang yaitu Tumpang.karena disana terdapat desa Malangsuka yang diduga berasal dari kata malangkuca.Yang diperkuat dengan banyaknya peninggalan sejarah seperti candi Jago dan candi Kidal yang keduanya adalah peninggalan kerajaan Singasari.
Dari kedua hipotesa tersebut di atas masih juga belum dapat dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal dengan nama Malang yang berasal dari nama bangunan suci Malangkucecwara itu.
Sebuah prasasti tembaga yang ditemukan akhir tahun 1974 di perkebunan Bantaran, Wlingi, sebelah barat daya Malang, dalam satu bagiannya tertulis sebagai berikut : “………… taning sakrid Malang-akalihan wacid lawan macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I ………”. Arti dari kalimat tersebut di atas adalah : “ …….. di sebelah timur tempat berburu sekitar Malang bersama wacid dan mancu, persawahan Dyah Limpa yaitu ………” Dari bunyi prasasti itu ternyata Malang merupakan satu tempat di sebelah timur dari tempat-tempat yang tersebut dalam prasasti itu.
Dari prasasti inilah diperoleh satu bukti bahwa pemakaian nama Malang telah ada paling tidak sejak abad 12 Masehi.
Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya, Kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi kolonial Hindia Belanda.Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya [[Ijen Boullevard]] dan kawasan sekitarnya.
Pada mulanya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang menjadi monumen hidup dan seringkali dikunjungi oleh keturunan keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim di sana.
Pada masa penjajahan kolonial Hindia Belanda, daerah Malang dijadikan wilayah "Gemente" (Kota). Sebelum tahun 1964, dalam lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang namaku, maju tujuanku” terjemahan dari “Malang nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 1 April 1964, kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi : “Malangkucecwara”.
Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut sangat erat hubungannya dengan asal-usul kota Malang yang pada masa Ken Arok kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat candi yang bernama Malangkucecwara.Kota malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta api pada tahun 1879. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
* Tahun 1767 Kompeni Hindia Belanda memasuki Kota
* Tahun 1821 kedudukan Pemerintah Belanda di pusatkan di sekitar kali Brantas
* Tahun 1824 Malang mempunyai Asisten Residen
* Tahun 1882 rumah-rumah di bagian barat Kota di dirikan dan Kota didirikan alun-alun di bangun.
* 1 April 1914 Malang di tetapkan sebagai Kotapraja
* 8 Maret 1942 Malang diduduki Jepang
* 21 September 1945 Malang masuk Wilayah Republik Indonesia
* 22 Juli 1947 Malang diduduki Belanda
* 2 Maret 1947 Pemerintah Republik Indonesia kembali memasuki Kota Malang.
Di ambil dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment